Sabtu, 14 September 2013

Panel Singkron



Synchronizing / Sinkronisasi
Sinkronisasi adalah bentuk penggabungan dua atau lebih sumber listrik untuk memperoleh suatu sumber listrik yang lebih besar.
Dalam proses sinkronisasi secara umum yang sering ditemui adalah synchrone antara genset dengan genset baik yang memiliki kapasitas yang sama ataupun berbeda, sinkronisasi antara trafo yang satu dengan trafo yang lain juga bisa disinkronkan tetapi tetap harus mengacu pada syarat-syarat tertentu, demikian pula sinkronisasi antara genset dengan pln.
Sinkronisasi genset dengan genset
Penggabungan dua sumber pembangkit listrik ini bisa dilakukan antara dua atau lebih unit genset yang memiliki kapasitas yang sama atau kapasitas yang berbeda.
Syarat sinkronisasi genset ini dapat dilakukan antara lain :
  •      Tegangan antar genset harus sama atau mendekati sama ( ? V)
  •       Frequensi antar genset harus sama atau mendekati sama ( ? F)
  •       Sudut Fasa antar genset harus sama atau mendekati sama (ยบ ?)
  •       Urutan Fasa R, S, T harus sama.
Adapun syarat pendukung untuk proses sinkronisasi antar genset yang juga harus dilengkapi pada unit genset adalah :
  •        Tersedianya fasilitas kontrol remote speed/Frequency regulator
  •        Tersedianya AVR yang dilengkapi dengan fasilitas remote voltage regulator
  •        CT droop.
Proses sinkronisasi secara sederhana/manual dapat dilakukan dengan beberapa alat pendukung dan proteksi yang bisa di rakit dalam bentuk unit panel seperti :
  •      Circuit Breaker
  •      Sensor putaran fasa (Phase Failure Relay)
  •      Sensor tegangan listrik (Over Under Voltage Relay)
  •      Over Current Protection Relay
  •      Short Circuit Protection Relay
  •      Earth Fault Relay
  •      Reverse Power Relay
  •      Potensiometer/speed & Volt switch adjuster
  •      Synchronoscope/Synchrone Check Relay
  •      Double Volt Meter
  •      Double Frequensi meter
  •      KW meter
  •      Cos Phi meter
Pada proses sinkronisasi manual, deteksi awal sinkronisasi dilakukan dengan mengamati dan mengatur tegangan maupun frequensi dari kedua sumber pembangkit listrik genserator yang akan di sinkron melalui Double Volt maupun Double Frequensi meter, untuk mengatur kedua parameter agar bisa mendekati sama dilakukan dengan mengatur potensiometer atau speed dan voltage switch adjuster, bilamana kedua parameter ini sudah mendekati sama selanjutnya pengamatan sudut fasa dapat dilihat melalui synchronoscope dengan tetap melakukan pengesetan pada kedua parameter volt dan frequensi secara lebih halus sampai arah putaran synchronoscope melambat dan berhenti di jarum jam 12 maka circuit breaker untuk menyinkronkan genset tersebut sudah boleh di Closing/ON.

Proses sinkronisasi tidak berhenti sampai disini, masih ada parameter yang mulai harus diperhatikan lagi yaitu KW dan Cos Phi.
Dengan adanya perubahan beban pemakaian sumber listrik hasil sinkronisasi ini akan berakibat pula terjadinya perbedaan KW dan Cos Phi, KW yang ditanggung antar genset harus memiliki proporsi yang sama, demikian juga dengan Cos Phi, untuk melakukan pemerataan beban antar genset tetap dilakukan dengan Potensiometer/Switch Regulator yang sebelum proses sinkronisasi dilakukan untuk menyamakan tegangan dan frequensi.
Untuk menyama ratakan beban antar genset (KW) dapat dilakukan dengan mengatur potensio/switch yang dipakai untuk mengatur kecepatan putaran mesin/frequensi, sedangkan untuk Cos Phi dapat dilakukan dengan mengatur potensio/switch pengatur tegangan sampai keduanya memikul beban secara merata dan proporsional.
Proteksi atau pengaman yang aktif bekerja pada proses sinkronisasi ini antara lain adalah Reverse Power Relay yang berfungsi sebagai pengaman terhadap genset yang bisa terjadi karena beban balik/reverse dimana apabila salah satu genset yang seharusnya memberi kontribusi daya harus terdesak oleh genset lain dan menjadi motor, peran Reverse Power Relay ini adalah memutuskan kinerja Circuit Breaker apabila hal tersebut terjadi, dengan demikian berarti menghindarkan generator dari kerusakan yang lebih lanjut, sehingga pada akhirnya salah satu genset yang masih bekerja normallah yang tetap akan menyalurkan energinya ke sisi beban.
Short Circuit Relay berfungsi sebagai pengaman genset terhadap terjadinya short circuit di sisi beban, terjadinya short yang bisa berakibat melonjaknya arus listrik bisa berefek kerusakan pada unit generator, bila terjadi hal ini maka Relay ini akan segera mengontrol Circuit Breaker untuk melepaskan jaringan yang menuju ke sisi beban, demikian pula dengan Over Current Relay yang bertugas sebagai pembatas arus (Current), apabila arus listrik pemakaian melebihi quota yang disediakan oleh genset maka dengan segera Relay ini akan memberikan sinyal untuk memutuskan saluran yang menuju ke sisi beban.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar